Monday, March 14, 2011

Pasukan Gaddafi gempur kota Zawiya

Pasukan pemberontak diserang pasukan rezim Gaddafi di Ras Lanuf
Pemberontak yang Masih Bertahan

Televisi pemerintah Libia telah menayangkan gambar-gambar massa pendukung Gaddafi bersuka cita di pusat kota Zawiya setelah berhari-hari pasukan pemerintah berusaha menggusur pemberontak dari sana.
Wartawan asing tidak diperkenankan pergi ke Zawiya, yang berada di barat ibukota Libia Tripoli, sehingga klaim media resmi tersebut mustahil diverifikasi.
Pemerintah Muammar Gaddafi menyatakan 95% dari kota kecil itu kini berada dalam kendali pasukan pemerintah.
Seorang pemberontak mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa pasukan pemerintah telah merebut lapangan utama di Zawiya hari Rabu (9/3), meski pemberontak tengah merencanakan serangan balik.
Seorang dokter di kota tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa setidaknya 40 orang tewas dalam pertempuran hari Rabu.
Wartawan BBC di kota di belahan timur Libia, Benghazi, yang dikuasai pemberontak, mengatakan serangan terhadap Zawiya adalah bagian upaya terkoordinasi oleh Kolonel Muammar Gaddafi mengkonsolidasikan basis kekuasaannya di belahan barat Libia.

Sepanjang hari

Laporan di televisi pemerintah tersebut tersiar setelah pasukan Kolonel Muammar Gaddafi mempergencar serangan untuk merebut kembali Zawiya dari tangan pemberontak.
Pertempuran sengit merebak sepanjang hari Rabu. Tank-tank yang dikirim pemerintah menggempur lapangan utama kota Zawiya, tutur saksi mata.
Sementara itu, Kolonel Gaddafi mengirim seorang pejabat tinggi ke Mesir dan beberapa utusan lain dilaporkan diutus ke Brussels dan Portugal.
Pemerintah Libia menawarkan imbalan bagi orang yang menangkap tokoh pemberontak Mustafa Abdel Jalil, yang pernah menjabat menteri kehakiman.
Hasil revolusi yang mulai pecah pertengahan Februari dengan tujuan menamatkan kekuasaan Gaddafi yang sudah berlangsung 41 tahun kini berada di posisi kritis, kata para wartawan.
Wartawan BBC Wyre Davies di Tripoli mengatakan pasukan Gaddafi tampaknya berhasil memanfaatkan keunggulannya atas pasukan pemberontak yang tidak terorganisir rapi dan tidak dibekali persenjataan yang memadai.
Zawiya, yang berada sekitar 50km dari ibukota Tripoli, telah menjadi sasaran tembakan artileri, tank dan sniper yang dikerahkan oleh rezim Gaddafi selama empat hari.

Kubu pro-Gaddafi rebut dua kota

Kerusakan di Zawiya
Kota Zawiya Sekarang
Pasukan yang setia kepada pemimpin Libia Kolonel Muammar Gaddafi dilaporkan berhasil merebut dua kota penting.
Wartawan asing di kota Zawiya, arah barat dari Tripoli, membenarkan klaim rezim Gaddafi bahwa kota itu sudah jatuh ke tangan mereka setelah dihujani bom selama beberapa hari.
Para pemberontak dilaporkan sudah melarikan diri dari kota pelabuhan minyak Ras Lanuf, arah timur dari Tripoli.
Para pemimpin Uni Eropa akan segera membahas krisis ini, dengan Inggris dan Prancis memimpin upaya untuk mengeluarkan tanggapan yang keras.
Perdana Menteri Inggris David Cameron dan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy menyerukan agar kekerasan terhadap warga sipil segera dihentikan dan agar Gaddafi dan orang-orang dekatnya agar meninggalkan Libia.
Tetapi mereka menegaskan bahwa segala tindakan internasional terhadap Libia, termasuk menerapkan zona larangan terbang di Libia, hanya akan dilakukan bila ada dukungan masyarakat internasional secara luas.
Menteri-menteri pertahanan NATO membahas kebijakan larangan terbang kemarin, tetapi mereka memutuskan masih harus ada perencanaan yang lebih lengkap.

Brega dikuasai pemberontak lagi

Pasukan pemberontak berusaha mempertahankan posisi di Brega
Pasukan pemberontak berusaha mempertahankan posisi di Brega di Libia timur


Pemberontak di Libia menyatakan telah merebut kembali kota kecil Brega dan menewaskan pasukan elit pemerintah Muammar Gaddafi.
Pernyataan pemberontak tersebut belum dikukuhkan oleh pihak lain.
Perkembangan ini terjadi setelah pemberontak dipukul mundur dari Brega oleh pasukan yang setia kepada Gaddafi yang menyerang dari darat dan udara.
Di tempat lain, kota kecil Ajdabiya yang dikuasai pemberontak dilaporkan menjadi sasaran pemboman gencar dari udara.
Pada sisi diplomatik, Prancis mempergencar upaya untuk membujuk Dewan Keamanan PBB agar menerapkan zona larangan terbang di atas Libia.
Pernyataan pemberontak mengakui mereka tidak lagi bisa mengimbangi kekuatan udara Kolonel Gaddafi, dan mendukung tuntutan agar zona larangan terbang diterapkan, lapor wartawan BBC Jon Leyne dari kubu pertahanan oposisi Libia di Benghazi.
Tuntutan itu hanya akan semakin kuat jika dan bila pasukan Gaddafi mendekati pusat hunian utama penduduk Benghazi, tambah wartawan kami.
Menteri luar negeri Inggris, William Hague, mengatakan Libia terancam menjadi ''negara yang terkucil'' jika Kolonel Gaddafi tetap berkuasa.
Menurut Hague, masyarakat internasional tengah mengambil langkah-langkah untuk membantu pihak yang memerangi pasukan Kolonel Gaddafi.
''Kami tidak mempersenjatai pemberontak, tapi yang kita lakukan terhadap zona larangan terbang akan bergantung pada pembicaraan internasional yang kami lakukan sekarang.'' tambah menlu Inggris.